Thursday 20 August 2015

Hadist Setelah Shalat Asar di Hari Jum'at

"Hari Jum'at terdiri dari 12 waktu, di dalamnya terdapat satu waktu yang tidaklah seorang muslim pada saat itu memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah saat tersebut pada akhir waktu setelah 'Ashar." ( Hadist Shohih Riwayat Nasai, Abu Daud, Hakim )


10 Malam Terakhir ( Mencari malam 1.000 bulan )


" Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terkahir dari bulan Ramadhan."
( HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169 )

" Barang siapa melaksanakan shalat pada malam lailtul qadar karena iman dan mengharap pahal dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni " ( HR. Bukhari no 1901 )

Saturday 30 May 2015

Shalat Isyraq


Dari Anas bin Malik,Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian dia duduk - dalam riwayat lain : dia menetap di Masjid - untuk berzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian dia shalat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah, sempurna sempurna sempurna". ( Hadits Riwayat Tirmidzi No. 586. Syaikh AL Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.

Thursday 28 May 2015

Shalat Dhuha

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Setiap ruas tulang kalian wajib disedekahi, setiap tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), tahlil (Laa ilaha illallah), dan takbir (Allahu akbar) bernilai sedekah, amar makruf nahi munkar bernilai sedekah, dan semua kewajiban sedekah itu bisa ditutupi dengan dua rakaat shalat dhuha.” (Hadis Riwayat Muslim & Abu Daud)

Friday 22 May 2015

Menghadiri Jum'atan


"Barangsiapa mandi pada hari Jum'at, berangkat lebih awal (ke Masjid), berjalan kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada imam dan mendengarkan khutbahnya, dan tidak berbuat sia-sia, maka dari setiap langkah yang ditempuhnya dia akan mendapatkan pahala puasa dan shalat malam setahun."

Subhaanallaahi Wa Bihamdihi Subhaanallaahil 'Adzim



Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Ada dua kalimat yang dicintai oleh Allah, ringan di lisan, dan berat di timbangan, yaitu bacaan; subhaanallaahi  wabihamdihi subhaanallaahil  ‘adzim” (HR. Bukhari)

Bertasbih



Sa’ad berkata, “Kami pernah berada di sisi Rasulullah SAW. Setelah itu beliau bertanya, ‘Apakah mampu salah seorang dari kalian memperoleh seribu kebaikan dalam sehari?’ Lalu salah seorang dari para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, bagaimana  mungkin seseorang akan mampu meraih seribu kebaikan dalam sehari? ’Rasulullah SAW. bersabda, ‘Ketahuilah bahwa orang yang bertasbih seratus kali akan dicatat seribu kebaikan untuknya dan dihapus seribu kesalahan darinya’.” (HR Muslim, No. 4866)

Tuesday 5 May 2015

Mengenal Lebih Dekat Syariat Islam

Alawy Aly Imron Muhamad pernah mendapat pertanyaan, kenapa dalam Islam banyak sekali ajaran yang membingungkan, kerap terjadi perbedaan pendapat? Bahkan, dalam ritual ibadahnya sendiri ada beberapa yang berbeda, semisal ada yang qunut dan ada juga yang tidak. Serta, tentu masih banyak yang lain. Bukankah dengan “kenyataan” ini, justru menunjukan bahwa Islam itu agama yang sepertinya ambigu;  satunya melarang, satunya membolehkan. Ulamanya tidak satu suara.
                Pertanyaan di atas, jika di-drible-kan kepada Muslim yang awam tentu saja akan menimbulkan kebingungan, bahkan bisa jadi keraguan (tasyrik). Dan sekilas, secara logika Muslim awam tadi yang tidak tahu dengan jelas peta syariat (kecuali hanya mengikuti saja), pertanyaan di atas cukup “mengusik”.
                Namun, benarkah ajaran Islam sepertri itu? Betulkah ia ambigu sebab banyaknya perbedaan pendapat, bahkan mazhab-mazhab khususnya fiqih? Islam mana yang “benar”?
                Sebelum kita masuk pada penjelasan mengenai persoalan ini, ada beberapa hal yang harus kita ketahui bersama, yaitu hendaknya kita kembali mengenal dengan baik syariat yang kita peluk dan kita yakini. Bahwa secara global, ajaran-ajaran dalam syariat Islam terbagi menjadi dua, yaitu, ajaran yang Prinsipiil (ushulliyah) dan parsial (furu’iyyah).
                Hal-hal yang ushuliyyah adalah semisal bahwa Allah adalah Dzat Yang Esa, Muhammad adalah Nabi Terakhir dan tidak ada nabi setelahnya, wajib sholat 5 waktu, wajib puasa Ramadhan, haramnya zina, harammnya minuman keras, dan lain-lain.
                Nah, dalam hal-hal prinsip ini tak boleh terjadi perbedaan antar umat, apapun ideologinya. Sebab, perbedaan prinsip bisa mengeluarkan dari Islam. Contohnya, jika meyakini bahwa ada tuhan selain Allah, masih ada Nabi setelah Nabi Muhammad, atau sholat 5 waktu tak wajib, dan seterusnya. Hall-hal prinsipiil dalam Islam ini sering disebut dengan istilah “ma’lum fid din bid dhoruroh”, sesuatu yang diketahui secara otomatis oleh Muslim paling awam sekalipun.
                Nah, sedangkan wilayah yang selama ini banyak sekali terjadi pebedaan adalah dalam hal-hal parsial (furu’iyyah) saja.  Yang tentu saja tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam. Semisal pebedaan-perbedaan dalam hukum (ada yang bilang boleh, dan ada yang bilang tidak), semisal ada yang qunut dan ada yang tidak. Dan, perbedaan pendapat ini bukanlah hal yang dipahami sebagai sesuatu yang ambigu, tetapi  justru merupakan opsi bagi umat, karena tetap bermuara dari salah satu empat sumber utama; Al-Qur’an, Sunnah, Ijmak, dan Qiyas.
                Masuk dalam bahasan ini adalah 4 mazhab fiqih cukup kita kenal (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hambali), dari 14 mazhab yang ada di muka bumi ini. Nah, keempat mazhab ini terbentuk dari perbedaan pemahaman dalam hal-hal parsial (furu’iyyah), yang tak ada pengaruh apa pun pada hal-hal prinsip (ushuliyyah) dalam syariat.
                Bahkan, sebenarnya persoalan semacam tawassul, tahlil, maulid, dan segala macam kerap dipandang syirik itu pada dasarnya juga furu’iyyah (parsial), jika yang memperdebatkannya selama ini paham dengan baik permasalahan yang diributkan, melalui perangkat-perangkat teknis syariat semisal Ushul Fiqh dan Qowa’id Fiqhiyyah.
                Nah, karena persoalannya adalah furu’iyyah maka tidak elok jika hal-hal parsial yang tidak ada pengaruh pada akidah/tauhid itu diributkan. Meributkan hal-hal furu’iyyah (dengan menganggapnya sebagai ushuliyyah) menunjukan kebelumpahaman orang itu akan syariat yang agung ini. Menjadi masalah lagi saat ada orang tak mau mengikut salah satu mazhab. Hal ini juga terjadi dari ketidakpahaman soal syariat.
                Sebab, jika ada seseorang mengklaim bahwa dia tidak ikut mazhab mana pun, pada dasarnya mau tidak mau dia tetap akan bermazhab. Lebih parah (dan menujukkan kalau orang itu tidak paham ilmu mantiq) jika mengklaim bahwa mazhabnya adalah mazhab Nabi Muhammad. Karena dengan anggapan ini, justru secara kurang ajar orang itu menurunkan kedudukan Nabi menjadi mujtahid. Sementara mujtahid itu pasti mengalami dua hal, jika tidak salah maka benar (meski keduanya tetap berpahala dengan  klasemen berbeda). Dan Nabi tidak mengalami hal itu (salah), sebab seluruh yang datang dari Nabi adalah kebenaran mutlak karena merupakan wahyu dari Allah.
                Intinya, jika ada Muslim mengaku tidak bermazhab, langsung bilang kembali ke Al-Qur’an dan Sunnah, sebenarnya dia tetap nyolong mazhab. Bahkan, belajarnya pada guru atau pada buku adalah juga bentuk bermazhab, alhasil, sekali lagi, tak perlu bingung dengan perbedaan dalam hal parsial (furu’iyyah). Sebab, itu justru merupakan opsi dan kebebasan bagi umat untuk memilih pendapat hukum sesuai dengan kondisinya secara pribadi atau juga secara sosial. Dan hal-hal furu’iyyah ini, kita akan menemukan seluruhnya dalam khazanah raksasa Fiqh Aslamy. Silahkan masuk ke museum raksasa itu.  
                                                                                                                           
Sumber : Buku Islam Q&A , DARI JILBOOBS HINGGA NIKAH BEDA AGAMA
Oleh : Alawy Aly Imron Muhamad ,
Alumnus Masyru’ Al-Maliky, Rusyaifah, Makkah (2004-2015)

Saturday 4 April 2015

GERHANA BULAN


Marilah melaksanakan Shalat Sunnah Gerhana Bulan, memperbanyak Dzikir, Istighfar, dersedekah dan derdoa kepada Allah SWT.

RENUNGAN



Assalamu'alaikum..

4:00 pagi kita bangun solat subuh, kemudian kita bersiap-siap untuk ke tempat kerja, sampai kantor pukul 7:00 pagi, hari masih gelap.

Mungkin kita anggap hari ini akan hujan, jadi abaikan. Masuk kantor, bekerja dan kita lihat pukul 12:00 siang, sudah waktunya makan siang, tapi keadaan masih tetap gelap.

Keluar pintu kantor, suasana masih gelap, hitam pekat seperti malam..mungkin masih bisa dianggap hari ini akan hujan lagi. Jadi abaikan saja.

Tapi kalalu jam 14:00 pm pun hari masih gelap.. pertanda apa itu?..keesokkan pun sama, nonton tv semua orang kalang kabut menceritakan bahwa dunia ini sudah tidak ada lagi siangnya..dan begitu juga dengan lusa..masih tidak ada lagi matahari..

Tetapi pada hari keempat kita bangun pagi, kita dapat melihat matahari, tetapi jangan terkejut karena matahari telah terbit dari sebelah barat..
Kehebatan ahli dunia akan mengatakan itu fenomena alam, tapi sadarkah, itulah pertanda besar yang paling awal sebelum tibanya hari kiamat!!
Maka telah tertutuplah pintu taubat..

Saat itu, kita akan lihat satu fenomena luar biasa di mana golongan kaya akan keluarkan semua harta untuk diinfakkan, golongan yang tidak pernah baca qur’an, 24 jam baca qu’ran, golongan yang tak pernah sholat jamaah akan berlari-lari menunaikan sholat secara  berjamaah..tapi sayangnya semuanya sudah tidak berguna lagi..

Bismillahirrahmanirrahim...
  • Kenapa kita tidur saat Allah memanggil? Tapi kita sanggup menahan kantuk saat menonton film selama 3 jam?
  • Kenapa kita bosan saat baca al-qur'an? Melainkan kita lebih rela membaca timeline twitter, wall facebook, novel atau buku lain?
  • Kenapa kita senang sekali mengabaikan pesan dari Allah? Tapi kita sanggup memforward pesan yang aneh-aneh?
  • Kenapa masjid semakin kecil? Tapi bar dan club? semakin besar?
  • Kenapa kita lebih sangat senang menyembah ART IS? Tapi sangat susah untuk menemui ALLAH? Pikirkan itu   
Apakah anda akan menforward pesan ini?
Apakah anda akan mengabaikan pesan ini karena takut ditertawakan dengan kawan yang lain? Allah Berkata: "Jika kamu menyangkal Aku di depan teman-temanmu, Aku akan menyangkal kamu pada saat hari penghakiman..."

1. Biarkan didalam whatsapp, line, bbm dsb  anda tanpa bermanfaat untuk orang lain.
2. Anda sebarkan pada semua kenalan anda. . Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkan, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala. 
 
renungkanlah..
Bacalah
KIAMAT menurut Agama Islam di tandai dengan:
  • Kemunculan Imam Mahdi
  • Kemunculan Dajjal
  • Turunnya Nabi Isa (AS) 
  • Kemunculan Yakjuj dan Makjuj
  • Terbitnya matahari dari Barat ke Timur
  • Pintu pengampunan akan ditutup
  • Dab'bat al-Ard akan keluar dari tanah & akan menandai muslim yang sebenar-benarnya
  • Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati sehingga mereka tidak perlu mengalami tanda-tanda  kiamat lainnya
  • Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan
  • Pemusnahan/runtuhnya Ka’bah
  • Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap
  • Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup merasa bimbang dan ketakutan
  • Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup mati dan yang ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali
Nabi MUHAMMAD SAW telah bersabda:
          "Barang siapa yang mengingatkan ini kepada orang lain, akan Ku  buatkan tempat di syurga baginya pada hari penghakiman kelak"
         
Kita bisa kirim ribuan bbm mesra, promote, bc yang tidak terlalu penting tapi bila kirim yang berkaitan dengan ibadah mesti berpikir 2x.


          Allah berfirman : "jika engkau lebih mengejar duniawi daripada mengejar dekat denganKu maka Aku berikan, tapi Aku akan menjauhkan kalian dari syurgaKu"
         
          Itulah yang dimaksud dajjal yang bermata satu: artinya hanya memikirkan duniawi daripada akhirat.         
Kerugian meninggalkan sholat:
  • Subuh: Cahaya wajah akan pudar.
  • Zuhur: Berkat pendapatan akan hilang.
  • Asar: Kesehatan mulai terganggu.
  • Maghrib: Pertolongan anak akan jauh di akhirat nanti.
  • Isya': Kedamaian dalam tidur sukar didapatkan.
          Sebarkan dengan ikhlas, tiada paksaan dalam agama
Niatkan ibadah (sebarkan ilmu walau 1 ayat)   
 
Nasihat Kubur:
  1. Aku adalah tempat yang paling gelap di antara yang gelap, maka terangilah aku dengan TAHAJUD 
  2. Aku adalah tempat yang paling sempit, maka luaskanlah aku dengan ber SILATURAHIM.. 
  3. Aku adalah tempat yang paling sepi maka ramaikanlah aku dengan perbanyak baca AL-QUR'AN. 
  4. Aku adalah tempatnya binatang-binatang yang menjijikan maka racunilah ia dengan Amal SEDEKAH, 
  5. Aku yang menyepitmu hingga hancur  bilamana tidak Sholat, bebaskan sempitan itu dengan SHOLAT 
  6. Aku adalah tempat untuk merendammu dengan cairan yang sangat amat sakit, bebaskan rendaman itu dengan PUASA..
  7. Aku adalah tempat Munkar & Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawapanmu dengan Perbanyak mengucapkan Kalimah "LAILAHAILALLAH"
Kirim ini semampumu dan seikhlasmu kepada sesama Muslim, sampaikanlah walau hanya pada 1 org..
  • Karena, saat kamu membawa Al-Qur'an, setan biasa-biasa saja.
  • Saat kamu membukanya, syaitan mulai curiga.
  • Saat kamu membacanya, ia gelisah.
  • Saat kamu memahaminya, ia kejang-kejang.
  • Saat kamu mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari, ia stroke.
  • Terus dan terus baca & amalkan agar syaitan stroke dan mati.
  • Ketika ingin menyebarkan ini, lagi-lagi syaitan pun mencegahnya.
Syaitan berbisik;
          "Sudahlaaaaaah tak usah bersusah payah di SEBARKAN, tak penting , BUANG WAKTU saja, tak mungkin akan di baca "...
          Sekecil apapun amal ibadah, Allah SWT menghargainya puluhan kali ganda ..
   Ada 3 Hal dalam hidup yang tidak bisa kembali :
          1. Waktu
          2. Kata-kata
          3. Kesempatan
K: Kiblat
A: Arah
A: aku
B: Bersujud[disingkat oleh WhatsApp]


Thursday 26 March 2015

Keutamaan Sepertiga Malam



Keutamaan Sepertiga Malam


Shalat yang dilakukan pada malam hari akan terasa lebih khusyuk dan dekat dengan Allah Azza wa Jalla. Orang-orang yang benar imannya akan sangat merindukan datangnya malam karena mereka dapat lebih dekat dengan Allah Azza wa Jalla melalui berdiri, ruku’, sujud, dzikir, tasbih, membaca Al Qur’an, istighfar, do’a, bahkan menangis. Selain itu, shalat malam termasuk sarana yang paling baik untuk menguatkan keinginan dan komitmen, mengalahkan setan, dan menundukkan diri kepada perintah Allah Ta’ala.

Itulah mengapa, Zat Yang Maha rahman memerintahkan Nabi SAW, dan juga umatnya untuk bertasbih (ibadah) pada waktu – waktu tersebut sehingga tidak ada satu malam pun yang  terlewatkan begitu saja.  Allah Ta’ala telah menjanjikan bagi mereka imbalan yang tidak pernah terbayang di benak manusia.

         Shalat malam pun merupakan tolok ukur amalan yang dilakukan oleh orang saleh (QS Ali ‘Imran, 3:113-114).

Sepertiga malam merupakan waktu yang ideal, khususnya shalat dan munajat. Betapa tidak, malam merupakan waktu yang sangat ideal untuk menyendiri inilah waktu yang paling  nikmat untuk bermunajat pada Allah Ta’ala setelah pada siang harinya disibukkan dengan beragam aktifitas keduniaan. Dengan memperbanyak ibadah khususnya pada malam hari seorang hamba akan menjadi lebih tabah untuk menghadapi beratnya kehidupan sekaligus menjadi sebab datangnya pertolongan Allah Ta’ala.



Rujukan Hadis

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW. Bersabda, “Rabb Tabaraka wa Ta’ala kita turun pada setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman, “Siapa yang berdo’a  kepada-ku, pasti  Aku kabulkan; dan siapa yang meminta kepada-ku, pasti Aku penuhi; dan siapa yang memohon ampun kepada-ku, pasti  Aku ampuni.” (HR Bukhari, No. 1077)



Tips mengoptimalkan ibadah pada sepertiga malam :

  1. Menjaga niat untuk bangun pada sepertiga malam;
  2. Membuat jadwal bangun malam secara konsisten supaya menjadi kebiasaan;
  3. Memanfaatkan perangkat teknologi untuk mempermudah kita bangun malam;
  4. Tidur pada awal malam agar terhindar dari kepulasan tidur;
  5. Mengisi sepertiga malam dengan shalat dan dzikir;
  6. Memohon kepada Allah Ta’ala agar diberi kemampuan untuk   mengerjakan shalat malam;

Tuesday 24 March 2015

HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN


Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al Marwazi [1] Adalah ulama terkenal di Makkah yang menceritakan riwayat ini.

Suatu ketika, setelah selesai menjalani salah satu ritual haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit. Ia mendengar percakapan mereka,
“Berapa banyak yang datang tahun ini?” tanya malaikat kepada malaikat lainnya.

“Tujuh ratus ribu,” jawab malaikat lainnya.
“Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?”
“Tidak satupun”

Percakapan ini membuat Abdullah gemetar.
“Apa?” ia menangis dalam mimpinya.“Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?”

Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu.
“Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni. Berkat dia seluruh haji mereka diterima oleh Allah.”

“Kok bisa”
“Itu Kehendak Allah”
“Siapa orang tersebut?”
“Sa’id bin Muhafah[2], tukang sol sepatu di kota Damsyiq (Damaskus sekarang)”

Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung terbangun. Sepulang haji, ia tidak langsung pulang ke rumah, tapi langsung menuju kota Damaskus, Siria.

Sampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya.
Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya Sa’id bin Muhafah.

“Ada, ditepi kota” Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya. Sesampai disana ulama itu menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh,

“Benarkah anda bernama Sa’id bin Muhafah?”tanya Ulama itu.
“Betul, siapa tuan?”
“Aku Abdullah bin Mubarak”
Said pun terharu, "bapak adalah ulama terkenal, ada apa mendatangi saya?”

Sejenak Ulama itu kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaanya, akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya.

“Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur?”
“Wah saya sendiri tidak tahu!”
“Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini.
Maka Sa’id bin Muhafah bercerita.
“Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar :
Labbaika Allahumma labbaika.
Labbaika la syarika laka labbaika.
Innal hamda wanni’mata laka wal mulka.
laa syarika laka.
Ya Allah, aku datang karena panggilan-Mu.
Tiada sekutu bagi-Mu.
Segala ni’mat dan puji adalah kepunyan-Mu dan kekuasaan-Mu.
Tiada sekutu bagi-Mu.
Setiap kali aku mendengar itu, aku selalu menangis Ya allah aku rindu Mekah, Ya Allah aku rindu melihat ka’bah
Ijinkan aku datang…..
ijinkan aku datang ya Allah..

Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu.
Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup untuk saya berhaji.

“Saya sudah siap berhaji”
“Tapi anda batal berangkat haji”
“Benar”
“Apa yang terjadi?”
“Istri saya hamil, dan sering ngidam. Waktu saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat”
“Suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini?
“ya sayang”
“Cobalah kau cari, siapa yang masak sehingga baunya nikmat begini. Mintalah sedikit untukku”

Sayapun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh.
Disitu ada seorang janda dan enam anaknya.
Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit.
Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya.

Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan “tidak boleh tuan”
“Dijual berapapun akan saya beli”
“Makanan itu tidak dijual, tuan” katanya sambil
berlinang mata.

Akhirnya saya tanya kenapa?
Sambil menangis, janda itu berkata “daging ini halal untuk kami dan haram untuk tuan” katanya.

Dalam hati saya: Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim? Karena itu saya mendesaknya lagi “Kenapa?”
“Sudah beberapa hari ini kami tidak makan.
Dirumah tidak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak.
“Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan. Namun bagi Tuan, daging ini haram".

Mendengar ucapan tersebut spontan saya menangis, lalu saya pulang.
Saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun menangis, kami akhirnya memasak makanan dan mendatangi rumah janda itu.

“Ini masakan untuk mu”
Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka.”
Pakailah uang ini untuk mu sekeluarga. Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi”

Ya Allah……… disinilah Hajiku
Ya Allah……… disinilah Mekahku.

Mendengar cerita tersebut Abdullah bin Mubarak tak bisa menahan air mata.

“Kalau begitu engkau memang patut mendapatkannya"...

MasyaAllah...

 
Diambil dari, hilyatul auliya.