Thursday 26 March 2015

Keutamaan Sepertiga Malam



Keutamaan Sepertiga Malam


Shalat yang dilakukan pada malam hari akan terasa lebih khusyuk dan dekat dengan Allah Azza wa Jalla. Orang-orang yang benar imannya akan sangat merindukan datangnya malam karena mereka dapat lebih dekat dengan Allah Azza wa Jalla melalui berdiri, ruku’, sujud, dzikir, tasbih, membaca Al Qur’an, istighfar, do’a, bahkan menangis. Selain itu, shalat malam termasuk sarana yang paling baik untuk menguatkan keinginan dan komitmen, mengalahkan setan, dan menundukkan diri kepada perintah Allah Ta’ala.

Itulah mengapa, Zat Yang Maha rahman memerintahkan Nabi SAW, dan juga umatnya untuk bertasbih (ibadah) pada waktu – waktu tersebut sehingga tidak ada satu malam pun yang  terlewatkan begitu saja.  Allah Ta’ala telah menjanjikan bagi mereka imbalan yang tidak pernah terbayang di benak manusia.

         Shalat malam pun merupakan tolok ukur amalan yang dilakukan oleh orang saleh (QS Ali ‘Imran, 3:113-114).

Sepertiga malam merupakan waktu yang ideal, khususnya shalat dan munajat. Betapa tidak, malam merupakan waktu yang sangat ideal untuk menyendiri inilah waktu yang paling  nikmat untuk bermunajat pada Allah Ta’ala setelah pada siang harinya disibukkan dengan beragam aktifitas keduniaan. Dengan memperbanyak ibadah khususnya pada malam hari seorang hamba akan menjadi lebih tabah untuk menghadapi beratnya kehidupan sekaligus menjadi sebab datangnya pertolongan Allah Ta’ala.



Rujukan Hadis

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW. Bersabda, “Rabb Tabaraka wa Ta’ala kita turun pada setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman, “Siapa yang berdo’a  kepada-ku, pasti  Aku kabulkan; dan siapa yang meminta kepada-ku, pasti Aku penuhi; dan siapa yang memohon ampun kepada-ku, pasti  Aku ampuni.” (HR Bukhari, No. 1077)



Tips mengoptimalkan ibadah pada sepertiga malam :

  1. Menjaga niat untuk bangun pada sepertiga malam;
  2. Membuat jadwal bangun malam secara konsisten supaya menjadi kebiasaan;
  3. Memanfaatkan perangkat teknologi untuk mempermudah kita bangun malam;
  4. Tidur pada awal malam agar terhindar dari kepulasan tidur;
  5. Mengisi sepertiga malam dengan shalat dan dzikir;
  6. Memohon kepada Allah Ta’ala agar diberi kemampuan untuk   mengerjakan shalat malam;

Tuesday 24 March 2015

HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN


Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al Marwazi [1] Adalah ulama terkenal di Makkah yang menceritakan riwayat ini.

Suatu ketika, setelah selesai menjalani salah satu ritual haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit. Ia mendengar percakapan mereka,
“Berapa banyak yang datang tahun ini?” tanya malaikat kepada malaikat lainnya.

“Tujuh ratus ribu,” jawab malaikat lainnya.
“Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?”
“Tidak satupun”

Percakapan ini membuat Abdullah gemetar.
“Apa?” ia menangis dalam mimpinya.“Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?”

Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu.
“Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni. Berkat dia seluruh haji mereka diterima oleh Allah.”

“Kok bisa”
“Itu Kehendak Allah”
“Siapa orang tersebut?”
“Sa’id bin Muhafah[2], tukang sol sepatu di kota Damsyiq (Damaskus sekarang)”

Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung terbangun. Sepulang haji, ia tidak langsung pulang ke rumah, tapi langsung menuju kota Damaskus, Siria.

Sampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya.
Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya Sa’id bin Muhafah.

“Ada, ditepi kota” Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya. Sesampai disana ulama itu menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh,

“Benarkah anda bernama Sa’id bin Muhafah?”tanya Ulama itu.
“Betul, siapa tuan?”
“Aku Abdullah bin Mubarak”
Said pun terharu, "bapak adalah ulama terkenal, ada apa mendatangi saya?”

Sejenak Ulama itu kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaanya, akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya.

“Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur?”
“Wah saya sendiri tidak tahu!”
“Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini.
Maka Sa’id bin Muhafah bercerita.
“Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar :
Labbaika Allahumma labbaika.
Labbaika la syarika laka labbaika.
Innal hamda wanni’mata laka wal mulka.
laa syarika laka.
Ya Allah, aku datang karena panggilan-Mu.
Tiada sekutu bagi-Mu.
Segala ni’mat dan puji adalah kepunyan-Mu dan kekuasaan-Mu.
Tiada sekutu bagi-Mu.
Setiap kali aku mendengar itu, aku selalu menangis Ya allah aku rindu Mekah, Ya Allah aku rindu melihat ka’bah
Ijinkan aku datang…..
ijinkan aku datang ya Allah..

Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu.
Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup untuk saya berhaji.

“Saya sudah siap berhaji”
“Tapi anda batal berangkat haji”
“Benar”
“Apa yang terjadi?”
“Istri saya hamil, dan sering ngidam. Waktu saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat”
“Suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini?
“ya sayang”
“Cobalah kau cari, siapa yang masak sehingga baunya nikmat begini. Mintalah sedikit untukku”

Sayapun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh.
Disitu ada seorang janda dan enam anaknya.
Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit.
Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya.

Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan “tidak boleh tuan”
“Dijual berapapun akan saya beli”
“Makanan itu tidak dijual, tuan” katanya sambil
berlinang mata.

Akhirnya saya tanya kenapa?
Sambil menangis, janda itu berkata “daging ini halal untuk kami dan haram untuk tuan” katanya.

Dalam hati saya: Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim? Karena itu saya mendesaknya lagi “Kenapa?”
“Sudah beberapa hari ini kami tidak makan.
Dirumah tidak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak.
“Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan. Namun bagi Tuan, daging ini haram".

Mendengar ucapan tersebut spontan saya menangis, lalu saya pulang.
Saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun menangis, kami akhirnya memasak makanan dan mendatangi rumah janda itu.

“Ini masakan untuk mu”
Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka.”
Pakailah uang ini untuk mu sekeluarga. Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi”

Ya Allah……… disinilah Hajiku
Ya Allah……… disinilah Mekahku.

Mendengar cerita tersebut Abdullah bin Mubarak tak bisa menahan air mata.

“Kalau begitu engkau memang patut mendapatkannya"...

MasyaAllah...

 
Diambil dari, hilyatul auliya.

Obat Kehidupan


1. Sering Sakit (Silahkan Puasa)
2. Wajah Gelap (Qiyamul Lail (Sholat Tahajud))
3. Hati Sempit (Baca Qur'an)
4. Susah Bahagia (Sholat Tepat Waktu)
5. Emosi Melulu (Wudhu dan Istighfar)
6. Gelisah (Banyak Do’a dan Olah Raga)
7. Tertekan (Baca “Lahaula walaquwwata illa Billah”)
8. Kurang Berkah Rezekinya (Lirik yang Halal aja)
9. Miskin Melulu (Bersedekah)
10. Bingung Cara Berbuat Baik (Share / Bagikan status ini)
*Semoga yang membaca ini semua dosanya diampuni Allah, diangkat derajatnya, dikabulkan segala hajatnya dan mendapatkan pasangan yang sakinah mawaddah warohmah serta anak yang sholih / sholihah dan tutup usia dengan jalan khusnul khotimah. Aamiin..

Saturday 14 March 2015

Tips Mengoptimalkan Ibadah Pada Sepertiga Malam



Tips mengoptimalkan ibadah pada sepertiga malam :
  1. Menjaga niat untuk bangun pada sepertiga malam;
  2. Membuat jadwal pribadi untuk bangun setiap malam;
  3. Tidur pada awal malam agar terhindar dari kepulasan tidur;
  4. Mengisi sepertiga malam dengan shalat dan dzikir;
  5. Memohon kepada Allah Ta’ala agar diberi kemampuan untuk   mengerjakan shalat malam;